“ Terimakasih banyak, semoga barang ini
bermanfaat dan berguna. Saya pergi dulu, mari..” Pamit seorang lelaki jangkung
berpeci hitam, berwajah teduh, dengan mata sendu pergi meninggalkan Tifania
sebelumnya berada tepat di hadapannya. Gadis remaja itu tersenyum senang. Ia
memberinya sebuah sarung, yang baru kemarin di belinya. Hatinya menjadi
berdetak tidak menentu saat lelaki itu pergi menjauh. Fikri namanya. Walau
terlihat hanya baru beberapa langkah pergi, Tifania langsung rindu. Tubuhnya
seakan ingin selalu berada di dekat lelaki tersebut, rasa nyaman memang selalu
menyelubungi hatinya bila Fikri di sampingnya. Benar saja! Tanpa sadar kakinya
mengikuti arah Fikri jalan.